Menjadi Diri Sendiri



Kejujuran adalah kunci segalanya,

Jujur memang selalu membawa pemiliknya untuk menemui kebahagiaan yang sesungguhnya,
Dengan jujur kamu akan merasa semuanya terasa damai karena tidak perlu ada yang kamu tutupi dalam hidupmu. Termasuk dalam mencintai seseorang kamu juga harus jujur, tak perlu berpura-pura, tak perlu untuk terlihat seolah-olah kamu yang terbaik yang telah ia pilih.

Kadang hal termanis muncul dari perilakunya dalam menguatkanmu. Tak apa untuk sesekali kamu terlihat lemah, karena orang yang kuat terkadang perlu juga dikuatkan bukan? Tak apa pula jika kamu sesekali terlihat tak cantik. Pahamilah bahwa cantik itu bisa hilang, bisa pula dibuat-buat. Percayalah, jika ia memang mencintaimu, ia akan menerimamu bahkan dalam fase-fase ter-tidak-cantik-mu.

Bukan pula masalah jika kamu terlihat rewel sesekali. Jika ia mencintaimu, percayalah dia akan tahu bagaimana cara untuk menenangkanmu. Aku tahu, di antara kita ada hari-hari buruk dimana kamu sangat mengharapkan kehadirannya dalam berbagai bentuk.

Seperti aku, nampaknya aku sudah tau alasan Tuhan mempertemukan aku dengan ia, karena Tuhan tahu benar bagaimana ia akan memperlakukanku dalam keadaan terburuk. Aku tahu, bahwa ia bukanlah yang tertampan, terpintar, bahkan tak jarang mereka bilang kita tak serasi. Tak mengapa, itu hanya asumsi mereka bukan?

Aku mencintainya dengan jujur, tanpa ada sedikitpun kepura-puraan

Dengan mencintainya aku bisa menunjukkan betapa dibalik kerasnya seorang aku, ada tempat untuk aku terlihat tak punya daya upaya. Dengannya aku bisa mengeluarkan segala energi yang memang ada di dalam diriku. Terkadang warnanya hitam, terkadang abu, namun tak jarang berwarna putih.

Namun bukan berarti aku akan selalu terlihat buruk di matanya. Aku juga selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik menurut versiku. Memperbaiki segala versi yang harus diperbaharui. Tapi sama sekali tak terlintas dipikiranku untuk menjadi mereka yang terlihat sempurna.

Dengan segala kelemahan yang aku punya, aku mengagumi segala caranya dalam menguatkan aku, mengagumi caramu dalam melunakan aku yang keras.

Aku paham, dengan menampilkan diriku seutuhnya kamu bukan hanya mencintai yang terlihat, tetapi mencintai proses dari bagai mana aku menjadi apa yang seharusnya.

Terima kasih telah datang dengan segala yang kamu bawa dan kamu miliki,
Sampai bertemu di tulisan selanjutnya.

Dengan mencintai ketidaksempurnaanku, aku telah dicintai dengan sempurna, semoga kita segera disempurnakan”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bulan Ketujuh di Beijing

Hujan