Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

The First Two Months Journal

After a long time not sketching on this blog, I'll restart to share something that maybe useful for the reader. Not sure there will be so many people read this actually, haha. Yes, this is my first two months journal since I arrived in Beijing. Here, I continue my study as well as continue my dream. This is not a far away country since we know that it's still located in Asia, but this is my first time to travel outside Southeast Asia, and will stay here in 3 years (wish it will be 2 years, aamiin). China Scholarship Council was the body which made me study here, in the campus that I never know before, the campus that I never predict before. Frankly, this is not my "dream campus" but I am more than blessed can study here. Actually, this is Allah's plan to take me here, with thousands life's lessons inside... I can't lie that to adapt with a whole new environment is never easy; new seasons, new habit, new friends, new facilities, new atmospheres and so

Tentang Kerangka Cerita

Gambar
Aku adalah pendongeng, yang suka menyampaikan cerita pada pendengarnya. Awalnya kamu adalah pendengar terbaik yang pernah aku punya. Aku adalah manusia terbahagia karena punya pendengar yang paling setia. Sayangnya, itu hanya awalnya, karena penulis cerita ini adalah kita, bukan aku saja. Waktu memang pembawa kejutan, kadang akan terasa manis, kadang terasa sedikit pahit, tapi itulah yang menjadikan hidup ini menarik dan tak pernah terasa menjemukan. Waktu telah mengubahmu menjadi seseorang yang bukan lagi aku pahami, bukan lagi pendengar baikku. Tapi sekali lagi, kamu juga punya hak untuk mengubah cerita ini kan? Tidak apa kamu berubah, tapi jangan lupa janjimu Tidak apa kamu abai, asal kamu ingat janjimu Bukankah awalnya kita sudah punya kerangka cerita yang boleh kita rubah alurnya, tapi tidak untuk akhirnya bukan? Bukankah kita berjanji akan menyelesaikan cerita ini hingga akhir? Apakah kamu sedang sedikit berfikir untuk memiliki buku baru? Mengakhiri cerita kita lebih da

Nomor Berapa

Pengorbanan itu relatif bukan? Seseorang bisa terlihat memberikan banyak hal, padahal ia memiliki jumlah tak terkira. Namun bisa jadi yang lain memberikan dalam jumlah sedikit tetapi ia telah memberikan semua yang ia miliki. Oleh karena itu, aku tak pernah menghitung sesuatu dari seberapa besar jumlah, tapi dari seberapa besar persentasenya. Begitupun dalam menilai seseorang. Bagiku kepemilikan terbesar dari seseorang adalah memiliki waktunya, karena waktu tak dapat dibeli dan tak dapat pula dikembalikan. Jadi, bolehkah aku meminta beberapa menit dari 24 jam mu? Sebentar saja, mungkin ada di sela-sela kertas di meja kerjamu Mungkin tak akan berpengaruh besar untukmu Tapi percayalah, itu sangat berdampak dalam hariku Bahagiaku itu sederhana saja, Tak harus kamu bawakan seperangkat mahar dengan segera, Waktumu saja Agar aku bisa sedikit bahagia Karena tahu kamu baik-baik saja Jadi masihkah namaku ada di baris pertama pesanmu? Masihkah aku jadi panggilan keluar terbanyak

Menjadi Diri Sendiri

Kejujuran adalah kunci segalanya, Jujur memang selalu membawa pemiliknya untuk menemui kebahagiaan yang sesungguhnya, Dengan jujur kamu akan merasa semuanya terasa damai karena tidak perlu ada yang kamu tutupi dalam hidupmu. Termasuk dalam mencintai seseorang kamu juga harus jujur, tak perlu berpura-pura, tak perlu untuk terlihat seolah-olah kamu yang terbaik yang telah ia pilih. Kadang hal termanis muncul dari perilakunya dalam menguatkanmu. Tak apa untuk sesekali kamu terlihat lemah, karena orang yang kuat terkadang perlu juga dikuatkan bukan? Tak apa pula jika kamu sesekali terlihat tak cantik. Pahamilah bahwa cantik itu bisa hilang, bisa pula dibuat-buat. Percayalah, jika ia memang mencintaimu, ia akan menerimamu bahkan dalam fase-fase ter-tidak-cantik-mu. Bukan pula masalah jika kamu terlihat rewel sesekali. Jika ia mencintaimu, percayalah dia akan tahu bagaimana cara untuk menenangkanmu. Aku tahu, di antara kita ada hari-hari buruk dimana kamu sangat mengharapk

Definisi Bahagia

Gambar
Menginjak usia yang hampir seperempat abad, Entah kenapa ada sesuatu yang berbeda menginjak usia ini, selain karena perbedaan status yang bukan lagi mahasiswa dan lingkungan yang amat berubah akhir-akhir ini. Rasanya banyak hal yang perlu aku tuliskan, meski tak bisa semuanya. Karena tak semua orang memiliki kisah hidup yang sama, sehingga terkadang membagikan hal yang menurut kita baik terkadang akan ditangkap sebaliknya bagi yang kurang sepaham. Padahal sebagian yang lain menunggu cerita untuk dituliskan. Yap, please all and you’ll please none . I’ll write it because I want, bukan karena pengalaman ini tidak pernah dialami yang lain ataupun bukan karena ini adalah hal hebat yang harus dituliskan. Bagiku bertambah dewasa haruslah lebih bijak dalam melakukan dan memutuskan segala sesuatu. Segalanya harus matang. Sebagai orang yang mempunyai target selangit, tentu saja bahagia sejak dulu adalah mencapai suatu target. Alhamdulillah, selama ini Allah selalu membersamai doak

Alay Adalah Fase, Bukan Zaman

Gambar
Hiyaaaaat… Dari sekian banyak draft yang sudah dibuat, nampaknya tulisan ini yang akan terlebih dahulu ditampilkan, meskipun dibuat paling terakhir. Hal ini disebabkan karena mengamati status fesbuk sendiri dari tahun ke tahun berkat bantuan pemberitahuan fesbuk. Karena saat ini saya tdak berada di kehidupan bermasyarakat, lah. Iya, maksudnya saya hidup di ruang yang terbatas, terbatas ukurannya, eh. Maksudnya saya hidup kost yang nomaden selama kurang lebih delapan tahun terakhir, jadi saya hanya berinteraksi dengan teman sebaya, atau paling mentok dengan pemilik kost. Sangat jarang punya interaksi dengan para remaja kalangan SMP hingga awal SMA. Ada sih interaksi, paling setengah tahun sekali dengan sepupu, tapi Cuma berapa hari saja dan nggak intense. Hingga akhir tahun kemarin saya kembali merasakan berinteraksi dan punya cara dengan remaja (SMP), setelah sekian lama meninggalkan aktivitas itu. Rasanya bahagia punya “kanvas” yang siap menerima energi positif saya pad